Guru Sekolah Nasima Berlatih Metode “Al Miftah” Ponpes Sidogiri
Mempelajari kitab kuning merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam belajar agama bagi semua umat Islam di Indonesia, utamanya para santri. Kitab-kitab kuning berisi berbagai ajaran tentang aqidah, fiqih, akhlak, adab, tarekat, hikmah, dan sebagainya tulisan para wali atau ulama ternama di Nusantara. Isinya menjabarkan Alquran dan hadist dengan bahasa dan konteks Islam di Nusantara. Hurufnya menggunakan huruf Arab tanpa harakat atau biasa disebut “tulisan Arab gundul”. Bahasa tulisnya mayoritas menggunakan bahasa Jawa. Biasanya dipelajari di pondok pesantren. Butuh proses yang cukup lama agar cakap membaca kuning. Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur melalui beberapa pengasuhnya melakukan inovasi agar para santri bisa lebih cepat membaca kitab kunig. Inovasinya berupa metode yang diberi nama Al Miftah. Sudah puluhan pondok pesantren yang mengadopsi metode tersebut.
Sekolah Nasima yang mulai membuka sistem asrama atau boarding school menjadi sekolah pertama di Jawa Tengah yang mengadopsi metode Al Miftah. Tiga orang pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan hadir langsung ke Sekolah Nasima untuk melatih guru-guru Sekolah Nasima. Mereka adalah Ustaz A Qusyairi Ismail, Ustaz Jakfar Shodiq, dan Ustaz Moh Rifqi Almahmudy. Pelatihan dilaksanakan sehari penuh pada Sabtu 14/5/2022 pukul 07.30-17.00 WIB. Peserta pelatihan berjumlah 30 orang, yang terdiri dari pengasuh asrama, guru agama, dan guru mengaji Sekolah Nasima. Tempatnya di ruang Polewali SMA Nasima, Jalan Yos Sudarso 17 Arteri Utara Semarang.
PRAKTIS, BENAR, DAN MENYENANGKAN: Dibutuhkan waktu sekitar setahun untuk belajar membaca kitab kuning sebelum mempelajari isinya. Namun, melalui metode Al Miftah masa persiapan rata-rata hanya beberapa pekan atau maksimal tiga bulan. Di atas adalah modul-modul praktis Al Miftah yang perlu dikuasai sebelum mempelajari kitab kuning.
Tiga ustaz dari Sidogiri piawai dalam memfasilitasi pelatihan. Ada 5 modul utama plus 4 buku panduan penunjang, antara lain panduan uji publik bagi peserta didik yang telah lulus menguasai metode Al Miftah. Pelatihannya berjalan menarik dan variatif. Ada presentasi melalui powerpoint, praktik membaca modul, dan selingan tepuk maupun lagu yang semuanya fokus untuk membatu para guru Nasima menguasai cara mengajar metode Al Miftah hanya dalam waktu satu hari.
“Secara bertahap metode Al Miftah akan diterapkan pada peserta didik agar mereka bisa membaca beberapa kitab kuning yang dipilih para guru dan tentunya disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Penerapan yang utama adalah untuk para peserta didik yang tinggal di asrama, karena mereka memiliki kesempatan yang lebih intensif untuk memperdalam ilmu maupun praktik keagamaan bersama pengasuh yang 24 jam mendampingi,” kata Wakil Ketua Pengurus YPI Nasima, Ilyas Johari SPd MM pada saat sambutan pembukaan. (Pram)
ANTUSIAS: Para guru Sekolah Nasima antusias mengikuti pelatihan metode Al Miftah. Sesuatu yang baru dan aplikatif untuk peserta didik.