Sekolah Nasima

Jelang Harlah Seabad NU, Sekolah Nasima Adakan Khataman Al Qur’an

Bagikan

TAUSYIAH KE-NU-AN: Ketua Pembina YPI Nasima, KH Hanief Ismail Lc (depan tengah) sedang memberi tausyiah tentang sejarah dan jejak-jejak NU dalam peradaban bangsa dan dunia serta hikmahnya bagi Sekolah Nasima dalam acara Khataman Al Qur’an “Setu Legen” Sekolah Nasima dan Tasyakuran 1 Abad Nahdlatul Ulama. (Sabtu, 4/2/2023)

Sabtu Legi 4/2/2023 Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima menyelenggarakan kegiatan Khataman Al Qur’an “Setu Legen” dan Tasyakuran Harlah Satu Abad NU”. Tempatnya di Masjid Baitul Masykur Nasima di kompleks SMA Nasima Jalan Yos Sudarso 17 Arteri Utara Semarang. Tema yang diangkat yaitu “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama, Menjemput Abad Kedua Menjemput Kebangkitan Baru”. Kegiatan diselenggarakan secara langsung atau tatap muka maupun daring oleh semua warga sekolah. Ada sekitar 300 orang yang hadir. Tampak diantaranya Ketua Pembina YPI Nasima, KH Hanief Ismail Lc, Ketua Pendiri sekaligus Anggota Pembina YPI Nasima, H Yusuf Nafi SH CN, Ketua Pengurus YPI Nasima, Dr Indarti MPd, dan salah satu anggota Pengawas YPI Nasima, Dr H Najahan Musyafak MA.

Kegiatan berupa pelafalan dan simakan Al Qur’an 30 Juz secara hafalan tersebut dilaksanakan rutin setiap tiga puluh lima hari sekali pada hari Sabtu dengan pasaran Legi menurut sistem penanggalan Jawa. Pelafalnya adalah para guru yang hafal Al Qur’an atau hafidz hafidzah di YPI Nasima jenjang KB-TK, SD, SMP, dan SMA Nasima. Penyimaknya adalah organ yayasan serta guru dan tenaga kependidikan YPI Nasima.

“Khataman pada hari ini spesial karena dilaksanakan menjelang usia satu abad organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Salah satu fadilah atau barokahnya ditujukan untuk NU yang akan menyelenggarakan peringatan hari lahir (harlah) ke seratus tahun atau satu abad berdirinya NU pada Selasa 7/2/2023. NU berdiri pada 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926,” kata Ketua Pengurus YPI Nasima, Dr Indarti MPd. “Puncak acara peringatan dipusatkan di Stadion Gelora Sidoarjo dengan hadirin minimal berjumlah satu juta nahdliyin. Presiden dan para tokoh nasional maupun internasional akan hadir. Semoga semuanya lancar dan benar-benar menjadi momen istimewa bagi kemajuan NU maupun peradaban bangsa dan dunia,” tambahnya.

TUMPENG AMANAH: Serah terima potogan tumpeng tasyakuran 1 abad NU kepada salah satu generasi muda NU. Dari kiri; Dr Indarti MPd, H Yusuf Nafi SH CN, KH Hanief Ismail Lc, TY Raharjo SPd, dan Dr H Najahan Musyafak MA.

NU, Indonesia, dan Nasima

Setelah proses hafalan dan simakan Al Qur’an selesai acara disambung tahlil serta doa untuk arwah para auliya, waliyullah, syuhada Islam dan Indonesia, ulama NU, serta pendahulu Sekolah Nasima. Acara setelahnya adalah Tasyakuran Harlah Seabad NU. Lantunan Mahalul Qiyam, lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, dan Mars “Syubbanul Wathan” oleh semua hadirin mengawali tasyakuran. Tausyiah bertema “Sejarah dan Khidmad NU Terhadap Peradaban serta Hikmahnya bagi Sekolah Nasima” menjadi inti acara. Tausyiah disampaikan oleh Ketua Pembina YPI Nasima, KH Hanief Ismail Lc yang juga Rais Syuriah PCNU Kota Semarang.

“NU didirikan oleh ulama-ulama besar untuk menjawab perkembangan zaman. Pada seabad yang lalu NU mengambil peran penting dalam menyelamatkan Islam dari pemaksaan satu mazab yang digagas oleh Kongres Dunia Islam di Saudi Arabia. Para ulama pesantren Nusantara tidak diundang, namun KH Hasyim Asy’ari mengutus KH Wahab Chasbullah untuk hadir dan memberi masukan-masukan penting. Akhirnya masukan diterima dan Islam pun berkembang dengan kebebasan memilih mazab yang sesuai,” kata Kiai Hanief.

Kiai yang juga Pengasuh Ponpes Raudhatul Qur’an Annasimiyyah itu menambahkan bahwa NU membumikan Islam Rahmatan lil Alamin atau Islam yang menebar kasih sayang kepada semesta. “NU mengajarkan iman, Islam, dan ihsan atau aqidah, syariah, dan tasawuf atau akhlak secara matang dalam sistem pendidikan yang holistik integratif di pesantren maupun masyarakat dengan pendekatan kebudayaan. Dasarnya adalah Al Qur’an, sunah, qiyas, serta ijma. Dalil naqli dan aqli diterapkan secara komprehensif,” jelas Kiai yang juga menjadi Ketua Takmir Masjid Agung Kauman Semarang tersebut.

“Peran penting NU untuk Indonesia dan dunia antara lain menyepakati NKRI sebagai negara bangsa dan Pancasila sebagai azas tunggalnya. Kemudian mengembangkan toleransi dan kerukunan berdasarkan persaudaraan atau ukhuwah islamiyah (sesama muslim), wathaniyah (sesama bangsa Indonesia), dan basyariyah (sesama umat manusia). Jejak-jejak jasa NU untuk peradaban bangsa dan dunia di bidang keagamaan, kemanuasiaan, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya sangatlah banyak. Jalan keagamaan dan kebangsaan NU sejalan dengan visi, misi, serta karakter Sekolah Nasima. Meski tidak secara formal masuk dalam struktur organisasi NU, namun gerak langkah Nasima seriring dengan NU dalam memajukan bangsa dan peradaban ” tambahnya.

 

Tumpeng tasyakuran

Pada akhir acara semua berdoa dan dilakukan pemotongan tumpeng tasyakuran. KH Hanief Ismail Lc memotong puncak tumpeng dan meletakkannnya di piring yang tersedia. Ketua Pendiri YPI Nasima, H Yusuf Nafi SH CN meneruskan dengan memberi lauk pauk nabati berupa tahu dan tempe. Setelah itu berlanjut Ketua Pengurus YPI Nasima, Dr Indarti MPd menambahkan lauk berupa sayap ayam dan ikan layur asin. Pengawas YPI Nasima, Dr H Najahan Musyafak MA melengkapinya dengan memberi urap sayur-sayuran. Potongan tumpeng yang tersaji lengkap tersebut diserahkan KH Hanief Ismail Lc kepada Kepala SD Nasima, TY Raharjo SPd sebagai representasi generasi muda NU.

“Tumpeng merupakan wujud simbolik syukur sekaligus harapan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita bersyukur atas karunia usia satu abad NU, jasa NU untuk Indonesia dan dunia, serta harapan semoga NU terus tegak berdiri, semakin jaya dalam khidmat kepada peradaban bangsa serta dunia. Pun dengan Nasima,” kata TY Raharjo SPd.  (Pram)


Bagikan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *