Sekolah Nasima

SD Nasima Student Camp di Singapura

Bagikan

PERSANDINGAN GLOBAL: Peserta didik dan guru SD Nasima Semarang serta Wellington Primary School Singapura berfoto bersama usai kegiatan pembelajaran bersama di kelas dalam kegiatan Nasima Student Camp di Singapura (29/20-2/11/2023).

SD Nasima menyelenggarakan kegiatan bertajuk Nasima Student Camp (NSC) di Singapura. Kegiatan dilaksanakan pada Ahad 29 Oktober – Rabu 2 November 2023. Sekolah dasar unggulan yang beralamat di Jalan Puspanjolo Selatan 53 Kota Semarang tersebut mengirim peserta didik kelas V dan VI dengan jumlah total 40 anak. Mereka didampingi oleh 4 orang pendidik, yaitu Direktur SDM YPI Nasima, Dwi Astuti SPd MM, Kepala SD Nasima, Tri Yunita Raharjo SPd, Guru Matematika, Siti Mahmudah SPd, dan Guru Bahasa Inggris, Mohammad Wisnu Fajri SPd.

“Kegiatan NSC merupakan bagian dari realisasi program Sekolah Nasima Bertaraf Internasional. Sekolah Nasima berupaya memfasilitasi peserta didiknya menumbuhkembangkan beragam kompetensi unggul agar mampu bersanding dan bersaing dalam peradaban global. NSC adalah tindak lanjut kemitraan SD Nasima dengan empat sekolah di Singapura tersebut dan Incheon Namchon Primary School di Korea Selatan,” kata Direktur SDM YPI Nasima, Dwi Astuti. “Sekolah Nasima, khususnya SD Nasima konsisten mengembangkan pembelajaran bahasa asing, sains, dan matematika menggunakan kurikulum Cambridge. Juga ada kegiatan belajar di Kampung Inggris Pare selama liburan, dan student camp serta menjalin sister school dengan beberapa sekolah di luar negeri,” tambah Dwi.

Kegiatan diawali dengan upacara pemberangkatan rombongan NSC oleh Ketua Pengurus YPI Nasima, Dr Indarti MPd di depan lobi SD Nasima. Sekitar jam 22.00 WIB rombongan menuju Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Perjalanan menggunakan bus d’Nasima yang nyaman.  Meski ada beberapa titik kemacetan, namun perjalanan menjadi relatif lancar karena dipandu mobil Patroli Pengawalan (Patwal). Patwal tersebut merupakan salah satu dukungan dari orang tua peserta yang berprofesi sebagai polisi. Jam 02.00 dini hari sudah tiba di YIA. Rombongan memanfaatkan waktu menjelang boarding pesawat dengan beristirahat, ke kamar kecil, dan shalat Subuh berjamaah.

Proses boarding berjalan lancar. Peserta didik menerapkan karakter disiplin, tertib, dan kompak saat memasuki pesawat Batik Air dengan nomor ID 7297. Take off jam 06.00 dan mendarat di Changi International Airport dua jam setelahnya. Sebagian anak merasa senang karena itu adalah pengalaman pertama naik pesawat. Setelah makan snack mereka memanfaatkan untuk tidur sebagai penawar kantuk pada perjalanan Semarang-Yogyakarta.

 

Panorama buatan

Kali pertama menginjak di Negeri Singa langsung disuguhi suasana pagi cerah, bersih, dan tertata rapi. Peserta NSC segera bergegas secara tertib antri di depan pemeriksaan keimigrasian. Salah satu pendamping diperiksa khusus oleh petugas bandara karena membawa rombongan anak-anak. Hal ini untuk memastikan kegiatan apa yang akan dilakukan di Singapura. Penjelasan kegiatan NSC di Singapura untuk berkunjung ke sekolah, belajar bersama, dan eksplorasi lingkungan atau wisata edukasi dapat diterima dan rombongan pun dapat melanjutkan kegiatan di negara yang juga disebut Tumasik itu.

HUTAN TROPIS BUATAN: Peserta NSC SD Nasima mengapresiasi inovasi Singapura yang berupaya membuat panorama alam buatan di beberapa lokasi, seperti Jewel di area Bandara Cangi dan Garden by the Bay.

Armada bus menjadi alat transportasi utama rombongan SD Nasima dalam menjelajah Singapura. Pengemudi bus, Mr Jefry yang baik dan ramah membawa peserta NSC ke Jewel. Peserta menikmati pemandangan indoor yang “ajaib” di Jewel Changi Airport Singapura sebagai bandara yang mendapat gelar “Bandara Terbaik Dunia”. Bandara yang memadukan lifestyle dan travelling. Salah satu objek utama Jewel adalah HSBC Water Vortex setinggi 40 meter yang merupakan air terjun indoor tertinggi di dunia. Air terjun yang menakjubkan ini mengalirkan air dari langit-langit kaca sampai ke ruang bawah tanah dengan semprotan spektakuler yang memantulkan sinar matahari dan menciptakan efek pelangi. Keterbatasan lahan dan sumber daya alam membuat Singapura berkreasi untuk menghadirkan keindahan alam tropis di negara yang luasnya hanya 710 kilometer persegi itu. Setelah puas menikmati keanggunan Jewel, dilanjutkan makan siang di resto terdekat. Objek Garden by the Bay menjadi destinasi selanjutnya.

Menjelang malam peserta menuju Hotel Dickson 81. Rombongan terbagi dalam 3 lantai, yaitu lantai 2, 3, dan 4. Total ada 21 kamar inap. Setiap lantai ada guru pendampingnya. Sesudah check in, bersih diri, dan sholat jamak Magrib-Isyak peserta makan malam di restaurant Hotel Boss. Mereka berjalan kaki dari hotel menuju tempat makan sebagai pembiasaan jalan sehat dan patuh berjalan di pedestrian serta penyeberangan jalan. Menu makanan yang tersaji secara prasmanan dapat dinikmati sepuasnya oleh seluruh peserta NSC. Iringan musik klasik Mozart mengiringi santap malam itu.

 

Tao Nan dan Wellington

Kegiatan hari kedua adalah belajar bersama di Tao Nan Primary School dan Wellingtoon Primary School. Setelahnya bersilaturahmi di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Tao Nan Primary School berada di 49 Marine Cres Singapura. “Selama di Singapura anak-anak melakukan kunjungan dan belajar bersama dengan empat sekolah dasar atau primary school ternama yang bermitra dengan SD Nasima. Hari Selasa di Tao Nan dan Wellington. Hari Rabu di Radin Mas dan Yushin,” ujar Kepala SD Nasima, TY Raharjo SPd. Dia menjelaskan, bahwa peserta didik SD Nasima melakukan kegiatan belajar bersama di kelas, berolahraga, serta pentas seni tari tradisional Nusantara “Yamko Rambe Yamko” dan “Sajojo”. “Peserta didik Nasima dan Singapura dapat cepat berbaur akrab dan saling berkomunikasi memakai bahasa Inggris dalam kegiatan-kegiatan belajar, olahraga, maupun pentas bersama,” tambah Raharjo.

Secara khusus penyambutan rombongan Sekolah Nasima ke Tao Nan Primary School sangat luar biasa. Tao Nan merupakan sekolah terbaik ketiga di Singapura yang berdiri sejak 1906. Peserta NSC diterima di ruang pertemuan. Selain tatap muka, kegiatan tersebut juga diikuti peserta didik lain di ruang-ruang kelas menggunakan platform zoom.  Kegiatan diawali dengan sambutan wakil pimpinan Tao Nan dilanjut presentasi dua peserta didik Tao Nan. Menggunakan Bahasa Inggris mereka menjelaskan kegiatan di sekolah, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan even-even khusus di Tao Nan. Setelah itu, perwakilan peserta didik Nasima mempresentasikan tentang Indonesia dan Sekolah Nasima. Presenternya adalah Bondan dan Noura. Sedangkan, pengenalan bahasa Indonesia dipresentasikan secara menarik oleh Jovita dan Kayla. Kegiatan menjadi semakin meriah dengan pentas dari kedua sekolah. Anak-anak Nasima menari rancak diirngi lagu Sajojo dari Papua. Berikutnya anak-anak Tao Nan menampilkan cerita berbahasa China diiringi musik akustik, permainan alat musik tradisional China, serta seni bela diri wushu beralat bantu tombak. Semua pentas memukau hadirin.

SECUIL NUSANTARA: Peserta didik SD Nasima menampilkan gerak tari tradisional “Sajojo” sebagai salah satu dari jutaan keragaman seni budaya Indonesia di hadapan warga Tao Nan Primary School.

 

Kegiatan selanjutnya adalah tour class. Anak-anak Nasima dipandu teman dari Tao Nan atau disebut Buddies, satu anak Nasima didampingi satu anak Tao Nan. Sedangkan guru pendamping Nasima diajak keliling sekolah ditemani empat peserta didik Tao Nan. Rombongan Nasima difasilitasi mengapresiasi display sekolah, ruangan khusus seperti ruang baca, laboratorium, perpustakaan, hall, ruang olahraga indoor-outdoor, mini garden, termasuk galeri seni dan artefak sejarah Tao Nan. Pembelajaran bagi peserta didik adalah berinteraksi langsung dengan para buddies, berkomunikasi bahasa Inggris, dan observasi langsung lingkungan sekolah. Para guru juga diberi kesempatan observasi di kelas bahasa Inggris, kelas matematika, dan kelas sains. Kegiatan di Tao Nan diakhiri dengan maan siang bersama dan bertukar cinderamata.

Perjalanan NSC dilanjut ke Wellingtoon Primary School (WPS). Kedatangan rombongan SD Nasima disambut langsung oleh kepala sekolah dan para guru. Peserta NSC disilakan menuju ruang pertemuan. Puluhan peserta didik Wellington telah menunggu. Tiap meja ada 4 kursi kosong bersama 1 buddies. Presentasi informasi tentang WPS disampaikan oleh Chik Gu Airi. Penyampaian presentasi menggunakan bahasa Melayu. Diselingi permainan Bingoo gabungan anak-anak Nasima dan anak-anak Wellingtoon. Akhirnya, tiga anak Nasima mejadi pemenangnya serta mendapat hadiah.

BELAJAR BERSAMA: Peserta didik SD Nasima Semarang (berbaju putih) dan peserta didik Wellington Primary School (berbaju kotak-kotak krem) berbaur dan antusias dalam pembelajaran praktik Matematika yang menyenangkan.

Kegiatan dilanjut observasi lingkungan sekolah. Kebetulan sedang ada perayaan Deevapali atau festival cahaya bagi keturunan India yang dihormati oleh semua etnis. Anak-anak SD Nasima diajak melukis, membuat kreasi makanan, dan melihat hasil karya anak-anak Wellingtoon. Suasana akrab dan cair. Sebagian besar peserta didik adalah keturunan Melayu. Selain itu ada etnik China dan India. Bahasa Melayu, China, dan India menjadi bahasa ibu mereka. Bahasa Inggris menjadi bahasa komunikasi internasionalnya. Mata pelajaran utama di Wellington adalah Bahasa Inggris, Math, Sains, bahasa Ibu.

Belajar di KBRI

Kunjungan belajar selanjutnya adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura. Lokasinya di 7 Chatsworth Rd, Singapore 249761. Lingkungan kantor KBRI tampak rindang sejuk. Rombongan diterima di ruang pertemuan yang berlatar lambang kedua negara. Pertemuan diawali dengan cerita kesan tentang Singapura dari peserta didik SD Nasima. “Singapura sangat bersih, tertib, banyak orang kaya walau ada yang sama juga dengan di Indonesia. Kenapa dikatakan banyak orang kaya, karena sepanjang perjalanan tampak gedung-gedung tinggi dan banyak mobil bagus, seperti Ferari dan lain-lain,” kata Daffa.

MOTIVASI DARI KBRI: Peserta didik dan guru SD Nasima memperoleh motivasi tentang pentingnya kompetensi yang unggul dalam bersaing dan bersanding dalam peradaban global saat bersilaturahmi di KBRI Singapura.

Wakil Duta Besar RI untuk Singapura, Sulistijo Djati Ismojo dalam sambutannya memberi pesan bahwa anak-anak adalah generasi penerus yang akan mengemban tugas mewujudkan Indonesia Emas. “Oleh karena itu, sejak dini anak-anak Nasima harus menanamkan nilai-nilai kejujuran, disiplin, dan siap hadapi tantangan zaman. Kesempatan untuk bisa berkunjung ke negara lain saat masih kecil bisa menjadi pengalaman berharga, terus belajar dengan sungguh-sungguh dan gapailah cita-cita setinggi langit,” kata Sulistijo. Kegiatan di KBRI diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dan foto bersama di depan gedung.

 

Terkesiap Wings of Time

Menjelang senja peserta NSC berkunjung ke Shiloso Beach, Universal Studio, dan Wings of Time. Di Shiloso dan Universal peserta hanya melakukan sesi foto bersama karena waktu yang terbatas, memakai moda transportasi kereta listrik, dan cuaca menjelang hujan. Hujan pun akhirnya turun dan memaksa rombongan berteduh. Berbalut platik mantel antihujan mereka menunggu Wing of Time dibuka.

Pertunjukkan Wing of Time dimulai jam 19.40 waktu Singapura sesaat setelah hujan reda. Berbekal makan malam kemasan dan berselimut jas hujan peserta memasuki area pertunjukkan. Wings of Time menyajikan suguhan yang amat memukau, “menghanyutkan” penonton untuk menikmatinya. Wings of Time adalah pertunjukan epik yang menyatukan pemetaan proyeksi 3D, lampu laser mutakhir, air mancur robotik dan kembang api untuk menceritakan kisah Shahbaz dan teman-temannya. Perpaduan tersebut ditampilkan dalam layar air raksasa, memberi suguhan visual yang indah. Alunan musik meriah dan narasi imajinatif beri cerita ini kian menarik sedari awal. Peserta NSC dan ratusan hadirin lainnya dibawa ke dalam lika-liku kisah pertemanan, keberanian, dan kekaguman. ”Saya sangat terpesona sampai lupa makan, bekal makananku masih utuh, Bu’, demikian celetuk Radit sewaktu keluar dari area pertunjukkan.

TEKNOLOGI, SENI, DAN IMAJINASI: Peserta didik dan guru SD Nasima terpesona oleh pertunjukan kolaborasi seni, bahasa, sains, teknologi, serta imajinasi di Wings of Time.

 Radin Mas dan Yushin

Agenda hari ketiga NSC 2023 adalah mengunjungi Radin Mas Primary School dan Yushin Primary School. Radin Mas beralamat di 1 Bukit Permei Ave, Singapura. Kedatangan rombongan disambut barisan rapi warga sekolah di depan lobbi Radin Mas. Peserta didik Nasima dan Radin Mas langsung berdampingan menuju ke kelas untuk belajar bersama dan tour to campus. Anak-anak cair dalam bersosialisasi, berkomunikasi, dan berkolaborasi dengan teman sebaya yang berbeda negara. Para guru pendamping berdiskusi bersama kepala sekolah, HOD Character and Citizenship Education, dan para guru. Kali ini merupakan kunjungan kedua SD Nasima di Radin Mas. Sebelumnya dilakukan pada 2019 lalu atau sebelum pandemi Covid-19.

Principal atau kepala sekolah, Mr Muhammad Farizal menyampaikan bahwa Radin Mas Primary School memiliki kekhasan tertentu. Sebagai informasi bahwa setiap sekolah di Singapura memang mempunyai kekhasan dalam mengelola pembelajaran meskipun ada aturan standard dari pemerintah. Peserta didik difasilitasi untuk belajar sesuai passion masing-masing. “Kekhasan Radin Mas adalah melayani siswa berkebutuhan khusus, memanfaatkan teknologi, memperbanyak aktivitas keberagaman dan perayaannya, memaksimalkan outing class, dan pembelajaran berbasis projek dengan menggandeng tenaga ahli atau orang tua murid yang mahir sesuai tema atau topik yang dipilih tiap semesternya,” kata Farizal dalam bahasa Inggris. Dia juga menegaskan sangat tertarik dan menyetujui bila ada kerja sama atau partnership dengan Sekolah Nasima.

Lebih lanjut HOD Character and Citizenship Education, Madam Mariana menambahkan terkait pembelajaran bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris diperkuat dengan belajar kelompok kecil maksimal 8 orang secara intensif, ada English club dan story telling. Pembelajaran Matematika punya jadwal rutin, ditambah belajar berhitung, belajar belanja, dan mengenal angka-angka dengan ragam bahasa. Pembelajaran Sains dengan berbasis projek bahkan pembelajaran IT juga melalui projek. “Guru senantiasa menempatkan diri sebagai teman untuk membantu segala permasalahan anak. Akhirnya, pembelajaran berfokus pada Skill Base Education,” kata Mariana. Satu hal lagi yang diterapkan di Radin Mas Primary School adalah semua asesmen pembelajaran menggunakan bahasa Inggris.

SAHABAT LAMA: Rombongan SD Nasima dan warga Radin Mas Primary School tampak akrab dan menyatu karena kedua sekolah sudah saling berkomunikasi dan bertemu beberapa kali sebelumnya.

Fasilitas pembelajaran di sekolah dilengkapi semaksimal mungkin. Kreativitas pimpinan dan guru di sekolah untuk melaksanakan program peningkatan kualitas layanan mendapat dukungan pemerintah. Usai audiensi dan school touring dilanjutkan pentas anak-anak Nasima di aula sekolah. Ada juga presentasi tentang Indonesia dan Sekolah Nasima yang disajikan oleh Bondan, presentasi tentang bahasa Indonesia formal dan nonformal oleh Jovita dan Kayla, serta storry telling oleh Icha. Icha bertutur cerita Malin Kundang. Tampilannya memukau yang hadir.

Menjelang siang peserta NSC menuju Yushin Primary School (YPS). Karena datang lebih awal dari jadwal, rombongan Nasima disilakan istirahat di ruang pertemuan terlebih dulu. Lingkungan YPS terkesan rapi dan bersih tanpa simbol-simbol atau gambar yang menghiasi gedung.  Acara diawali dengan sambutan Kepala Sekolah atau YPS Principal, Mrs Ng-Teo Sock Hua. Dia mengawali dengan ucapan bernahasa Indonesia, “Selamat datang dan terima kasih atas kehadirannya.” Kurikulum YPS hampir sama dengan di Indonesia, tetapi jumlah subject atau mata pelajaran di Singapura lebih sedikit, misalnya tidak ada pelajaran agama. Seperti sekolah lain yang dikunjungi, anak-anak SD Nasima diajak belajar bersama, berkeliling mengenal lingkungan sekolah, dan pentas bersama. Kegiatan hari terakhir tersebut ditutup dengan kunjungan ke Singapore Science Center. Di situ anak-anak memperoleh banyak pengetahuan dan pengalaman sains terapan yang menakjubkan. Areanya didesain menarik dan penuh kemasan entertainment.

SAINS TERAPAN: Peserta NSC 2023 berkesempatan belajar sains terapan yang menakjubkan di Singapore Science Center.

“Kami sangat senang bisa berkenalan, serta belajar dan berolahraga bersama dengan teman-teman di Singapura. Saya berkesempatan presentasi tentang keunikan Sekolah Nasima dan Indonesia kepada mereka,” kata Naura Jihan Nugroho, peserta didik kelas VI SD Nasima.  Sementara itu peserta didik lainnya, Jalu Wigar Nusantara menyampaikan kesan serupa. “Pelajaran bahasa Inggris, sains, dan lainnya di SD Nasima bermanfaat saat bertemu dengan teman-teman dari negara lain. Saya dan teman-teman senang karena berkesempatan pentas salah satu seni budaya Indonesia, yaitu tari Sajojo,” kata Jalu. (naskah: Dwi Astuti & Pram, foto: Wisnu)


Bagikan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *