PEMBINA YPI NASIMA: Jajaran Pembina YPI Nasima berfoto setelah melakukan suatu pertemuan pada akhir tahun 2024. Dari kiri: Dewi Nasima SKel MSc, Hj Djumini Setyoadi SH MKn, H Yusuf Nafi’ SH CN, Drs H Saliyun M Amir, KH Hanief Ismail Lc, dan Tribekti Nasima BA SKom.
Anggota Pembina Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima, Drs H Saliyun Mohammad Amir bin Madwiryan wafat pada Senin Kliwon, 28 April 2025M atau 29 Syawal 1446H pukul 03.15 WIB pada usia 87 tahun. Jenazah almarhum dimakamkan di Pemakaman Kedunglemah, Kedungbanteng. Banyumas.
Eyang Saliyun, demikian keluarga besar Sekolah Nasima biasa memanggil, menjadi Anggota Pembina YPI Nasima sejak tahun 2008 sampai akhir hayatnya. Semasa hidupnya dia totalitas mendarmabaktikan dirinya untuk kemaslahatan umat, utamanya di bidang pendidikan. Tercatat Eyang Saliyun merupakan salah satu pendiri Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang yang sekarang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo. Di bidang jurnalistik dia pernah menjadi jadi wartawan Duta Masyarakat, Harian Pelita, Harian Suara Merdeka, dan Majalah Rindang Departemen Agama.
Di bidang birokrasi, Eyang Saliyun pernah menjadi Kepala Seksi Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Wilayah Agama Provinsi Jawa Tengah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam. Dia juga aktif berkhidmah di organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama, antara lain menjadi Sekretaris Utama Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Jawa Tengah dan Ketua LKKNU Jawa Tengah. Pada masa pemberontakan G 30 S/PKI di tahun 1965-1966 dia beserta Barisan Serbaguna Ansor (Banser) ikut bersama TNI/POLRI menumpas pemberontakan kaum komunis tersebut.
Di dunia pendidikan dia menjadi Sekretaris Yayasan Al Jamiah Al Islamiyah, Wakil Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Pangeran Diponegoro (YPPD) Semarang dan sampai akhir hayatnya menjadi Anggota Pembina Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima Semarang. Khusus dua yayasan yang disebut terakhir, Eyang Saliyun merupakan aktor penting atas terhubungnya YPPD dengan YPI Nasima. Pada tahun 2004-2005 YPPD yang mengelola SMP dan SMA Diponegoro mengalami kesulitan yang sangat berat di berbagai aspek manajemen. Beberapa lembaga dihubungi dan dimohon untuk bisa meneruskan amanah mengelola pendidikan yang berbasis Islam Ahlussunnah wal Jamaah NU (SMP-SMA Diponegoro) di lokasi Jalan Trilomba Juang 1 Semarang.
AKTIF MENJENGUK: Ketua Pengurus YPI Nasima, Dr Indarti MPd (nomor 2 dari kiri) dan jajaran Pengurus YPI Nasima aktif menjenguk Eyang Saliyun (nomor 3 dari kanan) saat di rumah maupun di rumah sakit. Selain bersilaturahmi dan memberi semangat, keluarga besar Nasima juga sering memperoleh nasihat-nasihat berharga dari Eyang Saliyun.
Sampai pada akhirnya YPPD menemukan pihak yang sesuai yaitu YPI Nasima. Serangkaian Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman disepakati keduanya, sehingga mulai tahun ajaran 2006/2007 SMP Diponegoro tutup operasional dan sisa peserta didiknya mutasi ke SMP Nasima. SMA Diponegoro pun berproses untuk berubah menjadi SMA Nasima. “Jasa-jasa almarhum Eyang Saliyun untuk umat serta bangsa dan negara, termasuk untuk Sekolah Nasima sangatlah besar. Semoga sakit jelang wafatnya menjadi pelebur dosa, dan segala amal kebajikannya berbalas rahmat, pahala, dan surga dari Allah Subhanahu Wata’ala,” kata Ketua Pembona YPI Nasima, KH Hanief Ismail Lc.
Eyang Saliyun meninggalkan satu istri, Hj Siti Nafisah binti KH Abdul Qorib, serta 5 orang anak, 17 cucu, dan 3 buyut atau cicit. Selamat jalan dan bertemu Allah Ar Rahman Ar Rahim. Allahummaghfirlahu warhamhu waafihi wa’fuanhu. Aamiin Al Fatihah …. (Pram)