Sekolah Nasima

GERABAH DAN RENGGINANG MENGUKIR KISAH JELAJAH PESERTA DIDIK SMA NASIMA DI MAGELANG

Bagikan

SEMANGAT EKSPLORASI : Peserta didik kelas X bersama Kepala SMA Nasima dan guru pendamping mengabadikan momen sebelum berangkat menuju Desa Karangrejo, Magelang.

 Pagi yang cerah pada tanggal 15 Oktober 2025 di Desa Karangrejo, Magelang, menjadi saksi langkah antusias Peserta Didik Kelas X SMA Nasima dalam kegiatan PEL-JN (Pengenalan Eksplorasi Lingkungan Jelajah Nusantara). Para peserta didik menjelajahi dua tempat unik yang sarat nilai budaya yaitu industri pembuatan gerabah dan industri rengginang tradisional. Suasana pedesaan yang asri menjadi latar sempurna untuk mengenal lebih dekat kearifan lokal dan kerja keras masyarakat dalam mengolah potensi alam.

Di rumah produksi gerabah, para peserta tampak terpukau menyaksikan tanah liat yang diolah menjadi karya indah bernilai ekonomi tinggi. Beberapa peserta didik mencoba memutar roda tanah liat dengan tangan mereka sendiri, merasakan tekstur lembut yang perlahan berubah bentuk di bawah bimbingan pengrajin. Tawa dan rasa kagum bercampur ketika hasil karya pertama mereka, meski belum sempurna, menjadi simbol pengalaman belajar yang tak terlupakan.

KREASI TRADISIONAL : Keseruan Mirza dari kelas X.2 belajar membuat gerabah bersama pengrajin lokal dengan penuh konsentrasi dan kreativitasnya.

 

Perjalanan berlanjut ke industri rengginang, di mana aroma gurih dan suara penggorengan menyambut rombongan. Peserta didik belajar tentang proses pembuatan rengginang, mulai dari menanak ketan hingga menjemur dan menggorengnya. Mereka tak hanya belajar teknik produksi, tetapi juga memahami nilai ketekunan dan kreativitas pelaku usaha kecil. “Ternyata membuat rengginang itu butuh kesabaran dan kerja sama,” ujar Adiva Anevay Kaylani dari kelas X.2 dengan senyum bangga setelah mencoba membuat rengginang pertamanya.

Sebagai penutup, panitia menggelar sesi fun games di lapangan desa yang hijau. Kegiatan penuh keceriaan ini memperkuat kebersamaan antar peserta didik sekaligus melepas penat setelah belajar seharian. Menurut guru pendamping, Ariska Dwiyanti, S.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan PEL-JN bukan sekadar wisata edukatif, melainkan pengalaman hidup yang menanamkan rasa hormat terhadap budaya, alam, dan kerja keras manusia. (AD)


Bagikan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *