Sekolah Nasima

Kajian Dua Kitab Kuning di KB-TK Nasima

Bagikan

Penguatan keagamaan bagi guru dan tenaga kependidikan konsisten dilakukan oleh Sekolah Nasima. Salah satunya adalah kajian agama sebulan sekali pada Sabtu ketiga. Tempatnya bergantian yaitu di KB-TK Nasima, SD Nasima, dan SMP Nasima, serta Masjid Baitul Masykur SMA Nasima. Bulan Oktober ini kegiatan dilaksanakan pada Sabtu Wage 15/10/2022 di Aula KB-TK Nasima Jl Puspanjolo Tengah Raya 69. Kegiatan dilaksanakan secara blended-hybrid meeting. Dua ratus orang yang terdiri dari organ yayasan serta guru dan tenaga kependidikan hadir langsung di aula KB-TK Nasima. Sedangkan peserta didik beserta orang tua KB, TK, SD, SMP, dan SMA Nasima maupun masyarakat umum hadir online atau dalam jaringan (daring) melalui kanal youtube Sekolah Nasima

Pematerinya ada dua orang, yaitu Direktur Asrama dan Keagamaan, Ahmad Mundzir SPd AH atau Gus Mundzir dan Guru Mengaji Al Qur’an Sekolah Nasima yang juga Pengasuh Ponpes Tahfiz Anak Darul Ilmi, Ustaz Muhammad Amin SPdI AH. Gus Mundzir menyampaikan materi fiqih dengan rujukan Kitab Fathul Qorib. Ustaz Amin menyampaikan materi adab bagi guru dan murid merujuk pada Kitab Adabul Alim wa Muta’alim karya KH Hasyim Asy’ari. “Kita memakai kitab rujukan agar kegiatan kajian menjadi lebih sistematis dan mendalam. Bila dua kitab tersebut sudah selesai dikaji, maka akan dilanjutkan pada kitab-kitab selanjutnya. Mari kita istiqomah mempelajari dua kitab ini bersama kedua alim kita. Semoga kita memperoleh ilmu yang manfaat dan barokah,” kata Direktur SDM YPI Nasima, Hj Dwi Astuti SPd MM pada saat memberi sambutan pengantar pembukaan kajian.

Pada kesempatan itu Gus Mundzir menyampaikan bab Aqidah yang berjumlah 50 atau biasa disebut Aqoid 50. Jamaah diajak untuk memperkuat pengetahuan dan pemahaman tentang 20 sifat wajib Allah, 20 sifat mustahil Allah, 1 sifat jaiz atau boleh tidak boleh ada pada Allah, 4 sifat wajib Rasul Allah Swt, 4 sifat mustahil Rasul Allah Swt, dan 1 sifat jaiz Rasul Allah Swt. “Tuhan itu tidak bergantung pada apapun. Kalau ada makhluk yang disebut Tuhan, namun dia membutuhkan makan, minum, tempat tinggal, dan sebagainya, maka jelas dia bukan Tuhan. Tuhan itu menciptakan alam seisinya. Kalau ada orang yang mengaku atau diakui sebagai Tuhan, maka mintalah dia untuk menciptakan langit dan bumi,” kata Gus Mundzir berdasar Kitab Fathul Qarib. “Nabi Muhammad sangat cerdas dan logis dalam menjelaskan soal ketuhanan tersebut,” tambah Gus Mundzir.

Sementara itu, pada sesi dua Ustaz Amin menyampaikan materi dengan bahasa yang ringan dan sesekali diselingi humor yang menjadi ciri khasnya. Bait-bait terakhir muqadimah Kitab Adabul Alim wa Muta’alim tuntas diuraikannya. Materinya tentang petingmya nelajar ilmu tentang akhlak. “Kita perlu belajar dari Imam Syafii terkait akhlak atau budi pekerti. Setiap beliau mengetahui ada seseorang yang akan mengajar tentang akhlak, maka beliau akan menyimaknya sungguh-sungguh seolah-olah semua bagian tubuhnya mendengarkan secara seksama. Imam Syafii ingin memastikan semua ajaran, dari huruf ke huruf agar tidak ada yang terlewat sedikitpun,” kata Ustaz Muhammad Amin membaca kitab tulisan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari tersebut. “Belajar apapun terkait kebaikan harus bersungguh-sungguh agar kita bisa memahami, menerapkan, dan menyebarkannya secara utuh pula,” tambahnya. (Pram)

 

MENYIMAK SECARA SEKSAMA: Jamaah yang hadir langsung di tempat kajian menyimak materi yang disampaikan oleh kedua alim secara seksama agar memperoleh materi secara utuh.


Bagikan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *