TRADISI SETORAN: Ketua Pengurus YPI Nasima, Dr Indarti MPd (kanan membelakangi kamera) menyaksikan proses setoran kefasihan bacaan shalat, wirid dan doa setelah shalat, serta kelancaran bacaan Al Qur’an guru dan tenaga kependidikan Sekolah Nasima kepada guru mengaji di dalam kelompok-kelompok kecil (Sabtu, 14/10/2023).
Sabtu 14/10/2023 para guru dan tenaga kependidikan, serta organ Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima mengikuti kegiatan kajian kitab kuning. Ada sekitar 200 orang yang hadir memenuhi Aula Parigi SD Nasima, Jalan Puspanjolo Selatan 53 Semarang. Kegiatan tersebut merupakan kajjian rutin bulanan. Kitab yang dikaji dan penyajinya adalah Kitab Fiqih Fathul Qarib bersama Ahmad Mundzir MAg Al Hafidz (Gus Mundzir) dan Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’alim bersama Kyai Muhammad Amin MPd Al Hafidz. Namun pada hari tersebut hanya Kyai Amin yang hadir untuk membedah Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’alim, karena Gus Mundzir sedang beribadah Umrah di Tanah Suci.
Kyai Amin memulai dengan berdoa dan membaca Surah Al Fatihah untuk penulis Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’alim yaitu Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, salah satu Pendiri dan Rais Akbar Nahdlatul Ulama. “Semoga kita dijadikan murid atau santri beliau yang tawaduk serta istiqomah mempelajari maupun mengamalkan kitab-kitab tulisan Kyai Hasyim Asy’ari,” kata Kyai Muhammad Amin.
Pada kajian kitab tersebut dikupas tentang panduan akhlak bagi para alim atau orang-orang yang berilmu. “Pada suatu saat Nabi Muhammad shalallau alaihi wassalam menyampaikan suatu kisah kepada para sahabat, bahwa ada seorang ulama atau alim yang dilempar ke neraka sampai tubuhnya terkoyak-koyak. Para penghuni neraka menjadi bertanya-tanya, mengapa ada orang yang dianggap baik sampai dimasukkan ke neraka,” kata Kyai Amin membacakan terjemahan teks kitab kuning yang sangat terkenal tersebut. “Penyebabnya karena orang alim tersebut selama hidupnya tidak ikhlas dalam mengajarkan ilmu yang dikuasainya, seolah dia menjual ilmunya atau meminta imbalan dari setiap ilmu yang dibagikan,” jelas Amin. Para jamaah yang notabene adalah para pendidik Sekolah Nasima manggut-manggut memahami ajaran penting tersebut. Setelah kajian umum selesai, jamaah membentuk kelompok-kelompok kecil untuk meningkatkan kompetensi membaca Al Qur’an bersama guru-guru mengaji Sekolah Nasima. (Pram)