Sekolah Nasima Silaturahmi ke Ponpes Widodo Makmur Sulaimaniyah
Rabu 20/4/2022 Tim Perumus Nasima International Boarding School (NIBS) Sekolah Nasima berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Putra Widodo Makmur Sulaimaiyah di Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Tim dari Sekolah Nasima terdiri dari Wakil Ketua Pengurus YPI Nasima, Ilyas Johari SPd MM serta empat orang anggota Badan Eksekutif YPI Nasima yang sekaligus Tim Perumus NIBS, yaitu Ahmad Mundzir SPd AH, Dr Dwi Sukaningtyas MPd, Supramono MPd, dam Hj Dwi Astuti SPd MM.
Mereka diterima oleh pimpinan Sulaimaniyah, yaitu Koordinator Sulaimaiyah wilayah Indonesia Barat (Sumatera, Jawa, Kalimantan), Ustaz Mustofa dan Kepala Pengelola Ponpes Widodo Makmur Sulaminiyah Klaten, Ustaz Hamidi. Menurut Ustaz Mustofa yang asli Turki, Sulaimaniyah merupakan pesantren tahfiz Alquran yang berpusat di Istambul Turki. Didirikan oleh Syaikh Suleyman Hilmi Tunahan pada tahun 1945. Kala itu Syaikh Suleyman berjuang untuk mempertahankan tradisi belajar agama dan Alquran di tengah kepungan gerakan sekularisme di Turki. “Berkat kegigihan Beliau pesantren yang didirikannya berkembang pesat di Turki. Bahkan sekarang sudah berdiri di beberapa negara, termasuk Indonesia,” kata Ustaz Mustofa.
PENGASUHAN DAN PENDIDIKAN: Rombongan Sekolah Nasima memperoleh penjelasan menyeluruh tentang sistem pengasuhan dan pendidikan yang komprehensif di Ponpes Sulaimaniyah oleh Ustaz Hamidi (nomor 2 dari kiri).
“Kami bermaksud belajar tentang detail sistem pengasuhan di Sulaimaniyah. Karakter santri yang tawaduk, ramah, dan santun, penampilan santri yang selalu rapi, serta pengelolaan ruang-ruang yang selalu tertata tertib terbemtuk di Sulaimaniyah. Asrama Sekolah Nasima berharap bisa mengadopsi beberapa hal dari sistem pengasuhan tersebut,” kata pimpinan rombongan Nasima, Ilyas Johari.
Rombongan Sekolah Nasima dilayani dengan sangat baik oleh tuan rumah. Datang dan mulai silaturahmi pukul 09.00 dan berakhir pukul 13.00. Selain paparan lisan dan melalui tayangan presentasi, Ilyas dan tim juga diajak berkeliling ke semua lokasi pesantren. Tim diilakan melihat kamar tidur santri, ruang perlengkapan santri, kamar mandi, ruang cuci, ruang seterika, dapur, ruang makan, ruang rekreasi, ruang belajar, kamar mandi, dan sebagainya. Ada standard tertentu yang diterapkan agar semua ruangan tetap bersih dan rapi. “Tata cara makan, menata pakaian, melipat selimut, dan sebagainya ada panduannya. Kami sosialisasikan di awal masuk, kita review dan evaluasi setiap saat agar tercipta budaya hidup berasrama secara tertib sebagai salah satu akhlak mulia,” kata Kepala Pengelola Ponpes Sulaimaniyah Klaten, Ustaz Hamidi. (Pram)
KEBIASAAN MEMBENTUK PERADABAN: Menata kamar, menghormati Alquran, dan sebagainya dengan standard khas Sulaimaniyah dijadikan kebiasaan untuk membentuk karakter para santri agar bisa bersanding dan bersaing secara global.